BETAPA LEBIH BAIK ...
Seorang pekerja sosial mencurahkan beban hatinya kepada Sang Guru. Betapa akan lebih banyak dan lebih baik yang dapat dilakukannya bagi kaum miskin, seandainya saja ia tidak harus menghabiskan begitu banyak waktu dan tenaga untuk melindungi diri dan karyanya terhadap fitnah dan salah paham. Sang Guru mendengarkan penuh perhatian. Ia menjawab dengan satu kalimat. "Tidak seorang pun melemparkan batu pada pohon yang tak berbuah."
YANG TIDAK DAPAT DIUSAHAKAN
Kepada para murid yang secara naif yakin bahwa tak ada sesuatu pun yang tidak dapat mereka capai jika mereka menghendakinya dan mengusahakannya, Sang Guru berkata, "Yang terbaik dalam hidup tidak dapat diusahakan adanya." "Kamu dapat berusaha memasukkan makanan ke dalam mulut, tetapi kamu tidak dapat mengusahakan rasa lapar. Kamu dapat berusaha telentang di tempat tidur, tetapi kamu tidak dapat mengusahakan tidur. Kamu dapat berusaha memberikan pujian kepada seseorang, tetapi kamu tidak dapat mengusahakan rasa kagum. Kamu dapat berusaha menceritakan rahasia, tetapi kamu tidak dapat mengusahakan kepercayaan. Kamu dapat berusaha kelakukan tindak pelayanan, tetapi kamu tidak dapat
mengusahakan cinta."
KELEKATAN DAN PERSEPSI
Kelekatan mengganggu persepsi kita, itulah tema yang kerap kali muncul dalam perbincangan Sang Guru.
Para murid mendapatkan contoh yang sempurna ketika mereka mendengar Sang Guru bertanya kepada seorang ibu, "Bagaimana keadaaan anak perempuan Ibu?" "O, putriku tersayang? Betapa beruntungnya dia! Dia mempunyai suami yang hebat, yang memberinya sebuah mobil, intan permata, dan pelayan-pelayan yang melayaninya. Sang suami melayani makan pagi di tempat tidur dan anakku bisa tidur bermalas-malasan sampai siang. Betapa hebat pria itu!"
"Dan kabar anak laki-lakimu?"
"Ah, betapa malang anak itu setelah menikah. Ia memberikan mobil kepada istrinya, juga semua permata yang diinginkan istrinya serta sejumlah pelayan untuk melayaninya. Dan istrinya tetap tinggal di atas tempat tidur sampai siang! Bahkan ia tidak mau bangun untuk menyediakan makan pagi bagi suaminya."
PENDERMA
Pertapaan itu kedatangan banyak orang sehingga perlu didirikan bangunan tambahan. Seorang pedagang mengeluarkan cek sejuta dolar dan meletakkannya di hadapan Sang Guru. Sang Guru mengambilnya dan berkata, "Baik. Saya menerimanya." Pedagang itu kecewa. Yang diberikannya adalah sejumlah besar
uang dan Sang Guru tidak mengucapkan terima kasih kepadanya. "Ada sejuta dolar dalam cek itu," katanya.
"Ya, saya melihatnya."
"Bahkan meskipun saya adalah seorang yang kaya raya, sejuta
dolar adalah uang yang besar."
"Apakah Anda ingin agar saya mengucapkan terima kasih?"
"Sudah seharusnyalah."
"Mengapa harus? Pemberilah yang seharusnya berterima kasih,"
kata Sang Guru.
KEBIJAKSANAAN
Gubernur mengundurkan diri dari jabatan tingginya dan datang kepada Sang Guru, minta diajar.
"Ajaran apa yang Saudara inginkan dari saya?" tanya Sang Guru.
"Kebijaksanaan," jawabnya.
"Ah, Sahabatku! Betapa senangnya saya mengajarkan itu kalau saja tidak ada satu rintangan besar."
"Apa?"
"Kebijaksanaan tidak dapat diajarkan."
"Kalau begitu, tak ada sesuatu pun yang dapat saya pelajari di sini."
"Kebijaksanaan dapat dipelajari, tetapi tidak dapat diajarkan."
YANG TERBESAR
Seorang Guru bertanya pada para muridnya "Apakah yang terbesar di dunia ini?" Salah seorang murid menjawab "Gunung lah yang terbesar" Yang lain menjawab "Lautan lah yang terbesar" Ada pula yang menjawab "Tidak ada yang mengalahkan langit" Salah satu murid menjawab "Mata lah yang terbesar, karena dengan mata semua yang kalian sebutkan tadi akan terlihat bahkan bisa bersamaan" Sang Guru tersenyum lalu berkata, sungguh bijak pemikiranmu jawaban mu tentang mata sungguhlah benar namun ada yang lebih besar dibanding itu, yaitu pikiran. Karena pikiran melampaui semua hal yang terlihat maupun yang tidak.
UMPATAN ATAU PERINGATAN
Seorang eksekutif muda membeli sebuah mobil sport baru, yang tentu saja untuk situasi jalanan di kota yang macet kecepatan mobil tersebut tidak akan berguna. Maka dari itu di akhir pekan si eksekutif tersebut memutuskan untuk pergi ke wilayah pedesaan yang sunyi. Setibanya di sana ia melajukan mobil sportnya dengan kencang sambil berteriak senang. Di sebuah jalan lurus ia melewati seorang petani yang berteriak padanya...BABIII!
Sadar ia telah mengganggu ketenangan alam pedesaan dengan raungan mesin dan teriakannya, ia berpikir tak peduli apa kata orang lain lalu ia balas mengumpat si petani itu KAMU YANG BABIII!!
Dalam sekejab, saat ia tidak berkonsentrasi pada jalan di depannya, mobilnya menabrak seekor babi besar yang melintas di depannya.
Mobilnya ringsek dan tentu saja ia perlu dirawat beberapa hari mengobati luka lukanya...
Babiiiii! kadang itu bukan umpatan namun peringatan.
DUA BERSAUDARA YANG SALING MENCINTA
Dua bersaudara, yang seorang membujang, yang lain kawin, punya ladang, dengan subur menghasilkan limpah gandum. Separuh diberikan kepada saudara yang satu dan separuhnya kepada yang lain.
Semua berjalan baik pada awal. Lalu, terkadang saja, orang yang kawin mulai bangun terjaga dari tidurnya di waktu malam dan berpikir. Ini tidak adil. Saudaraku tidak kawin dan ia mendapatkan separoh hasil ladang. Di sini aku dengan Istri dan lima anak, jadi aku terjamin aman di masa tua. Tetapi siapa yang menjaga saudaraku celaka nanti, kalau ia jadi tua? Ia harus menyimpan lebih banyak bagi masa depan
daripada sekarang, maka kebutuhannya jelas lebih besar dari pada saya. Dengan ini ia bangun tidur, diam-diam menyelinap ke tempat saudaranya dan memasukkan sekarung gandum dalam lumbung
saudaranya. Si bujang mendapatkan ilham sama di waktu malam juga. kadang-kadang ia bangun dari tidurnya dan berkata pada dirinya: "Ini jelas tidak adil. Saudaraku punya istri dan lima anak dan ia mendapat separoh hasil tanah. Dan aku tidak punya tanggungan selain diriku sendiri. Maka tidak wajar saudaraku miskin, karena kebutuhannya jelas lebih besar dari saya, harus menerima tepat sama seperti saya." Lalu ia
keluar dari tempat tidurnya dan memasukkan sekarung gandum di lumbung saudaranya. Pada suatu hari mereka bangun tidur pada waktu sama, dan lari bertabrakan, masing-masing menggendong sekarung gandum! Bertahun-tahun kemudian, sesudah mati, kisah itu diketemukan. Maka ketika orang sekota itu mau membangun kenisah mereka memilih tempat, di mana dua saudara bertemu, sebab mereka tidak bisa memikirkan tempat lain di kota, yang lebih suci daripada itu. Perbedaan penting dalam agama itu bukan antara yang beribadah dan mereka yang tidak beribadah tetapi antara mereka yang mencinta dan yang tidak.
GEMBALA SUKA SEGALA CUACA
Orang bepergian: "Akan seperti apa cuaca hari ini?"
Gembala: "Cuaca yang saya sukai."
"Bagaimana engkau tahu cuaca akan seperti yang kausukai? "
"Tuan, karena saya sudah mengalami bahwa saya tidak selalu
memperoleh yang saya inginkan, saya sudah belajar untuk
selalu menyukai yang saya dapatkan. Maka saya yakin bahwa
cuaca hari ini akan seperti yang saya sukai."
Kegembraan dan tidak adanya kegembiraan terletak pada cara
kita menghadapi kejadian-kejadian, tidak pada hakikat
kejadian-kejadian itu sendiri.
GURU DAN MUTIARA
Seorang guru sedang bermeditasi di tepi sungai ketika seorang murid membungkuk dan meletakkan dua butir mutiara indah di depan kakinya, sebagai tanda hormat dan baleti. Guru itu membuka matanya, mengangkat salah satu butir mutiara itu dan memegangnya sembarangan sehingga mutiara itu jatuh dan menggelinding masuk ke dalam sungai. Murid itu menjadi cemas dan segera meloncat masuk ke dalam sungai. Akan tetapi meskipun ia berkali-kali menyelam sampai malam, ia tidak berhasil. Akhirnya dengan pakaian basah kuyup dan badan lelah, ia membangunkan guru dari meditasinya, "Guru tahu di mana mutiara itu jatuh. Tunjukkanlah tempatnya supaya saya dapat mengambilnya lagi dan mengembalikannya kepada guru." Guru itu mengangkat mutiara yang lain, melemparkannya ke dalam sungai dan berkata, "Di situ!" Janganlah mencoba memiliki benda karena benda tidak dapat sungguh-sungguh dimiliki. Hanya pastikanlah bahwa engkau
tidak dimiliki oleh benda-benda itu, dan engkau akan berbahagia.
BERAPA HARGA PERDAMAIAN?
"Hari ini engkau tampak lelah Jack, ada apa?"
"Ah, saya baru pulang ke rumah pagi-pagi sekali dan ketika
saya sedang berganti pakaian istri saya terbangun dan
berkata, 'Apakah engkau tidak bangun terlalu pagi Jack?'
Maka untuk menghindari pertengkaran, saya mengenakan pakaian
saya dan kembali bekerja lagi."
Berapa harga sebuah perdamaian?
KABAR ANGIN MENCIPTAKAN KELAPARAN
Pada musim panas 1946 desas-desus tentang kelaparan melanda sebuah provinsi di negara Amerika Latin. Pada hal tanaman tumbuh dengan baik, dan cuaca pun sempurna, menunggu panen raya. Tetapi karena daya sas-sus itu 20.000 petani gurem meninggalkan sawah-ladangnya dan lari ke kota-kota. Karena
perbuatan mereka panen gagal, ribuan orang meninggal dan isyu kelaparan terbukti nyata.
BADUT
Sang Guru bukanlah orang yang sok serius. Hampir selalu ada gelak tawa hadirin setiap kali ia bicara. Itu rupanya mengecewakan mereka yang sangat ingin serius tentang spiritualitas dan diri mereka.
"Guru ini seperti badut!" kata seorang tamu yang merasa tertipu.
"O, tidak," sergah seorang murid. "Anda salah tangkap. Seorang badut membuat Anda menertawainya; seorang Guru membuat Anda menertawai diri sendiri."