Penyakit infeksi merupakan penyebab terbesar kematian anak usia di bawah lima tahun di Indonesia. Sebagian penyakit yang dapat mengakibatkan kematian bayi, termasuk infeksi, dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, masih banyak informasi yang simpang siur mengenai imunisasi.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang—Pediatri Sosial sekaligus Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Soedjatmiko, mengatakan, penyebab kematian anak balita terbesar ialah infeksi saluran pernapasan akut, diare, dan infeksi lainnya.
Infeksi saluran pernapasan akut dapat disebabkan virus dan bakteri. Kekurangan gizi serta lingkungan yang padat dan tercemar ikut menjadi faktor. Polutan yang terisap dapat merusak saluran pernapasan sehingga infeksi mudah terjadi.
Guna menurunkan angka kematian anak balita dapat dengan pencegahan secara umum, yakni pemberian air susu ibu, nutrisi yang baik, kebersihan perorangan dan lingkungan, serta pemantauan tumbuh kembang. Selain itu, dapat dilakukan pencegahan spesifik terhadap penyakit tertentu yang menjadi ancaman besar bagi anak balita melalui imunisasi.
Sejumlah penyakit seperti tuberkulosis, difteri, pertusi, tetanus, polio, campak, batuk rejan, pneumonia, hepatitis, meningitis, cacar air, campak jerman, gondongan dapat dicegah dengan imunisasi.
Sementara itu Angka kematian bayi di Indonesia saat ini 34 bayi per 1.000 kelahiran. Meski telah turun sejak tahun 1990, angka itu masih tergolong tinggi dan jauh dari pencapaian target pembangunan milenium 2015. Apa saja penyebab utama kematian anak di Indonesia?
Radang paru akut
Pada tahun 2003, di seluruh dunia terdapat 10,8 juta anak meninggal akibat penyakit pernapasan. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyebab kematian 37 persen bayi baru lahir di Indonesia.
Diare
Unicef dan WHO memperkirakan 2,5 miliar kasus diare terjadi pada anak balita setiap tahun. Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian bayi usia 1-12 bulan (42 persen) dan anak-anak hingga usia 4 tahun (25 persen). Bayi yang tidak mendapatkan ASI dinyatakan enam kali lipat lebih berisiko kehilangan nyawa akibat diare di usia dua bulan pertama.
Komplikasi bayi baru lahir
Empat juta bayi mengalami komplikasi saat baru lahir dan ironisnya mereka kemudian kehilangan nyawa dalam empat minggu pertama. Di Indonesia 37 persen anak balita mengalami komplikasi pada saat lahir.
Penyebab lain
Penyebab lainnya adalah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi seperti campak dan TBC. Sementara itu, 50-60 persen kematian bayi dan anak balita terkait dengan masalah kekurangan gizi.