Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi berpendapat wacana lokalisasi judi tidak perlu dibahas. Ia beralasan judi itu haram apalagi dilokalisasi.
Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut menegaskan, lokalisasi judi sebaiknya tidak dibicarakan.
Warga negara Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai orang yang paling banyak berjudi di Singapura. Melihat itu, Rois Syuriah PBNU, Masdar F Mas'udi, menilai pemerintah harus segera membangun kawasan judi di Indonesia.
Harapan dari lokalisasi tersebut adalah agar negara mendapat keuntungan yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Sementara itu Budayawan Sujiwo Tejo menilai lokalisasi judi belum siap diterapkan selama masyarakat di Indonesia masih munafik. Ia khawatir lokalisasi judi bisa mengadu domba di kalangan masyarakat.
sujiwo menyatakan Judi belum siap dilokalisasi di Indonesia meski penghasilannya tinggi. Logikanya, dilokalisir lebih bagus. Tetapi ketika Ormas masih banyak yang keras, seperti front-front yang ada saat ini, rasanya malah nanti menggadu domba di kalangan masyarakat.
Menurut dia, lokalisasi judi memang diperlukan. Pemerintah juga bisa mengeruk keuantungan mulai dari pajak, tenaga kerja yang ada, parkiran, angkutan umum sampai minuman.
Sujiwo mengusulkan lokalisasi judi idealnya di luar kota, dan bukan di pusat kota.
Wacana lokalisasi judi dinilai sebagai masalah yang sensitif. Pemerintah harus meminta masukan pemuka agama sebelum merealisasikan gagasan itu.
anggota Komisi III DPR Nasir Jamil mangatakan masing-masing agama punya pandangan yang sama dengan kegiatan judi. Karena itu, pemerintah perlu mendapat masukan meminta nasihat kepada pemuka agama.
Menurut dia, pemerintah sebaiknya fokus menyejahterakan rakyat ketimbang mengerjakan lokalisasi judi.
papar politisi PKS ini, masih banyak potensi di Indonesia yang belum tergali dan Pemerintah sebaiknya tidak usah ngebet mikir masalah lokalisasi judi.