Saat ini semakin banyak operasi plastik yang dilakukan orang untuk memperbaiki anggota tubuhnya, termasuk meremajakan vagina. Tapi setiap operasi pasti ada risikonya, apa saja risiko dan komplikasi dari operasi vagina?
Operasi peremajaan vagina masih menjadi teknik baru dan belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek jangka panjangnya. Namun seperti halnya semua jenis operasi pasti memiliki risiko yang patut untuk dipertimbangkan.
Seperti dikutip dari Mamashealth, risiko utama dari operasi peremajaan vagina adalah perdarahan yang berlebihan, infeksi, serta risiko jaringan parut yang dapat memicu komplikasi pasca operasi.
Risiko jaringan parut biasanya menjadi masalah yang lebih serius pada operasi ini dibandingkan dengan operasi lain, hal ini karena sifat sensitif dari vagina.
Meskipun hanya sedikit ujung saraf vagina yang terlibat dalam operasi ini, tapi pemotongan ujung saraf tersebut bisa mengakibatkan perubahan yang semi permanen atau terkadang menimbulkan sensasi permanen.
Pada beberapa perempuan, operasi ini memberikan sensasi mati rasa dalam vaginanya sehingga membuat operasi tidak efektif. Kondisi ini tidak akan membuat kehidupan seksnya meningkat, tapi justru akan menjadi kurang menyenangkan karena ada sensasi yang kurang saat penetrasi. Selain itu parut yang berlebihan dapat menjadi bencana bagi masa depan hubungan seksualnya.
Dalam beberapa kasus, pasien operasi peremajaan vagina ini mengalami perdarahan, infeksi yang membutuhkan antibiotik panjang atau yang paling serius membutuhkan operasi kedua. Selain itu pada kasus yang langka bisa menyebabkan cedera pada kandung kemih, rektum atau kedua organ tersebut.
Operasi peremajaan vagina dilakukan untuk memulihkan keketatan saluran vagina agar tidak kendur sehingga meningkatkan kenikmatan seksual baik bagi perempuan maupun pasangannya. Pada prosedur ini saluran vagina dibuat lebih sempit dengan membuang lapisan dari jaringan kanal menggunakan laser atau pisau bedah.
Sampai saat ini belum diketahui efek jangka panjang dari operasi peremajaan vagina ini. Tapi dokter dan peneliti memiliki kekhawatiran bahwa efek dari prosedur ini bisa mempengaruhi jaringan dan otot vagina setelah beberapa tahun pasca operasi.
Operasi peremajaan vagina bisa dilakukan melalui teknik tradisional atau menggunakan laser dengan menggunakan anestesi lokal. Prosedur ini biasanya memerlukan waktu sekitar 1-2 jam.