Pemerintah AS dilarang membiayai riset embrio manusia untuk pengembangan sel punca (stem cell). Pengadilan AS memutuskan, aliran dana dari pemerintah untuk keperluan itu dihentikan dengan alasan kemanusiaan.
Larangan untuk mendanai riset sel punca sebenarnya sudah dicabut oleh presiden Obama pada Maret 2010. Kritikus menilai, larangan yang berlaku sejak masa kepemimpinan George W Bush telah menghambat upaya pengatasan penyakit Alzheimer, Parkinson dan diabetes.
Keputusan pengadilan itu juga berseberangan dengan kebijakan National Institutes of Health (NIH) yang mulai meningkatkan pendanaan bagi riset semacam itu. Namun pengadilan menilai kebijakan NIH justru bertentangan dengan hukum AS, karena riset yang menggunakan sel punca dari orang dewasa justru ditarik biaya.
Yang jelas, keputusan ini mendapat dukungan dari beberapa kelompok Kristen di negara tersebut. Kelompok ini menilai Embryonic Stem Cells (ESC) tidak manusiawi karena menggunakan embrio manusia yang dihancurkan.
Untuk keperluan tersebut, biasanya embrio bayi tabung yang tidak digunakan (spare embryio) dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian sel-sel yang diperlukan akan diambil, lalu dikembangkan sesuai kebutuhan misalnya untuk membuat sel darah buatan.
Namun hakim Royce Lamberth yang memimpin sidang tersebut mengatakan, keputusan ini tidak akan terlalu berdampak serius bagi riset sel punca. Menurutnya meski tidak didanai pemerintah, riset tersebut masih dimungkinkan untuk mendapat dana dari pihak lain.
Apalagi karena hanya bersifat sementara, keputusan ini masih punya peluang untuk dicabut kembali atau dilanjutkan sebagai keputusan tetap. Untuk itu pengadilan mempersilakan para pendukung maupun penentang untuk menyampaikan tanggapannya.