Sahur mungkin merupakan salah satu tantangan terberat saat puasa. Bagaimana tidak, kita harus mengalahkan kantuk yang luar biasa, dan segera bangun untuk makan. Setelah bangun pun, rasanya perut masih kenyang. Penyebabnya mungkin karena Anda masih makan lagi antara pukul 21.00 hingga tengah malam.
Pada dasarnya, ada beberapa hal yang dapat mengacaukan sahur. Pertama, kita berbuka secara kalap, membuat tubuh cepat lapar dan mendorong kita untuk makan lagi di malam harinya. Kalau kita berbuka dengan menu yang benar, kita tak akan merasa sangat lapar setelah salat tarawih, dan yang kedua, kita memang tak terbiasa makan di waktu subuh.
Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan berbuka dengan menu yang benar. Selama beberapa tahun terakhir, kita mungkin sering mendengar ungkapan "Berbukalah dengan yang manis." Anjuran ini bisa jadi benar ataupun salah. Benar, ketika diterapkan pada mereka yang mengalami hipoglikemik, atau kekurangan kadar gula dalam darah. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya mereka berbuka dengan asupan yang manis untuk menaikkan kembali kadar gula darahnya. Misalnya, dengan minum madu.
Di sisi lain, anjuran itu akan salah bila ditujukan pada mereka yang tak punya keluhan terhadap gula darah. Sebaiknya mereka berbuka dengan buah kurma segar dan segelas air putih. Berdasarkan studi klinis, kurma mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Salah satunya Beta D-Glucan, serat larut air yang dapat memberikan rasa kenyang dan baik untuk kesehatna pencernaan.
Kurma dan segelas air putih merupakan hidangan berbuka yang paling ideal, sebab cukup cepat dalam mengganti cairan yang hilang. Setelah itu, beri jeda selama 15-30 menit sebelum kita mulai menyantap hidangan utama yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang seimbang. Mengonsumsi makanan yang tepat saat berbuka akan mencegah kita merasa lapar pada beberapa jam berikutnya, hingga menjelang waktu sahur.