“Have 707 Will Travel”
Pernah suatu masa, tepatnya di bulan Juni 1960, Bung Karno melakukan lawatan ke banyak negara dalam masa yang juga terbilang lama, yakni sekitar dua bulan empat hari. Negara-negara yang dikunjungi meliputi India, Hongaria, Australia, Guinea, Tunisia, Marokko, Portugal, Kuba, Puerto Rico, San Francisco, Hawaii, dan Jepang.
Kontan saja, pers Barat yang memang sudah begitu geram dengan aksi Bung Karno menggalang kekuatan NEFO (New Emerging Forces), melakukan aksi diskredit. Salah satu penerbitan mereka mengarang judul khusus buat aktivitas lawatan Bung Karno tersebut, “Have 707 Will Travel”. “Saya sendiri tidak mengerti apa maksudnya, hingga seorang sahabat bangsa Amerika menerangkannya,” ujar Bung Karno.
Di kemudian hari Bung Karno mengklarifikasi secara khusus ihwal pencelaan oleh para musuh politiknya terhadap lawatan-lawatan Bung Karno ke berbagai belahan dunia. “Hampir semua negara sudah saya kunjungi, kecuali ke London. Sudah ada dua undangan dari Ratu Inggris, dan Bung Karno berharap pada saatnya ia akan menerima keramah-tamahan Inggris.
Apa maksud dan tujuan lawatan Bung Karno ke berbagai negara? Bukan lain dan tak bukan, ia ingin agar Indonesia dikenal orang. Ia ingin memperlihatkan kepada dunia, bagaimana rupa orang Indonesia. Bung Karno ingin menyampaikan kepada dunia, bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang pandir seperti berulang-ulang orang Belanda mengatakannya. “Bahwa kami bukan ‘inlander-inlander’ goblok yang hanya baik untuk diludahi,” ujar Bung Karno.
Ia juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa penduduk Indonesia bukan penduduk kelas kambing yang berjalan menyuruk-nyuruk hanya berkain sarung dan berikat kepala. Pendek kata, Bung Karno ingin menghilangkan stigma bangsa jongos yang jalan merangkak-rangkak di depan majikan bule.
Setelah China, India, Uni Soviet (sebelum pecah), dan Amerika Serikat, maka Indonesia adalah bangsa kelima di dunia dalam hal jumlah penduduk. Lebih dari 3.000 pulau di Indonesia dapat didiami. Sementara itu, berapa banyak warga dunia yang tidak tahu apa warna kulitnya, di mana letak negaranya…. Dunia hanya mengenal satu nama: Sukarno! Bahkan suatu hari sekretaris presiden mengantarkan sepucuk surat dari luar negeri yang di sampul depan hanya bertuliskan: Kepada Presiden Sukarno, Indonesia, Asia Tenggara”.
Dunia pada umumnya tidak mengetahui bahwa Indonesia adalah rangkaian pulau terbesar di dunia. Indonesia adalah sebuah negara yang terhampar sepanjang 5.000 kilometer. Jika dibentang di atas benua Eropa, maka akan menutup seluruh wilayah Eropa sejak dari pantai barat hingga ke perbatasan paling timur. Tidak banyak pula yang tahu bahwa setelah Australia, Indonesia adalah negara terbesar keenam, denga luas tanah sebesar dua juta mil persegi.
Bahkan, dunia tidak tahu bahwa Indonesia adalah penghasil kopi paling baik dunia, sehingga muncul ucapan “A cup of Java”. Bahwa setelah Amerika dan Uni Soviet, maka Indonesialah penghasil minyak terbesar di Asia Tenggara dan penghasil timah kedua terbesar di dunia. Pendek kata, Indonesia adalah negara terkaya sumber daya alam di dunia. Ketika itu, bahkan satu dari empat ban mobil orang Amerika berasal dari karet Indonesia.
Tapi toh, dunia hanya mengenal Sukarno. Departemen Luar Negeri Republik Indonesia harus mengatakan, bahwa satu kali kunjungan Sukarno sama artinya dengan sepuluh tahun pekerjaan seorang Duta Besar. Sesungguhnya, itulah alasan mengapa Bung Karno banyak melakukan lawatan ke luar negeri.