Kesenjangan antar wilayah merupakan isu sentral dari pembangunan daerah, baik dari segi pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan penduduk miskin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 penduduk miskin tersebar tidak merata di Indonesia.
Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Max Pohan mengungkapkan, jumlah terbanyak penduduk miskin Indonesia justru berada di Pulau Jawa dan Bali yang pendapatan perkapitanya tergolong tinggi.
Penduduk miskin di Jawa dan Bali mencapai 20,19 juta jiwa. Di Sumatera mencapai 14,4 juta jiwa. Di Sulawesi mencapai 2,61 juta jiwa, tak jauh berbeda dengan jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara sebesar 2,17 juta jiwa. Sementara itu, di Kalimantan penduduk miskinnya sekitar 1,21 juta jiwa, di Papua sekitar 0,98 juta dan di Maluku 0,49 juta jiwa.
Tingginya jumlah penduduk miskin di Jawa-Bali memang terjadi karena tempat tinggal mayoritas penduduk Indonesia terpusat di Jawa dan Bali. Namun, jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk di wilayahnya masing-masing kemiskinan tertinggi justru berada di kawasan Papua dan Nusa Tenggara.
Di Papua, perbandingan jumlah penduduk miskin mencapai 36,1 persen sedangan di Nusa Tenggara sekitar 24,8 persen. Di Maluku, perbandingan jumlah penduduk miskin mencapai 20,5 persen sedangkan di Sulawesi sekitar 17,6 persen. Di Sumatera mencapai 14,4 persen dan di Jawa-Bali mencapai 12,5 persen. Perbandingan penduduk miskin terendah dicapai Kalimantan, atau sekitar 9 persen.