Donor darah merupakan niat yang sangat mulia. Namun, niat untuk membantu sesama tersebut sering kali luntur oleh berbagai kekhawatiran yang sebetulnya belum tentu benar.
Donor darah bikin gemuk?
Tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk mendonorkan darahnya karena mitos yang mengatakan setelah donor darah tubuh akan menjadi gemuk. Menurut dr Endang Peddyawati, SpGK, spesialis Gizi Klinik dari RS Persahabatan Jakarta, secara teori, kegemukan terjadi karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dari yang dikeluarkan. Sehingga tidak ada kaitannya dengan donor darah.
Membuat badan lemas
Sebenarnya proses donor darah hanya mengambil 250-500 cc darah. Jumlah tersebut tidak akan berpengaruh banyak karena tubuh kita memiliki persediaan darah hingga 5.000 cc.
Wanita tidak boleh mendonorkan darah
Pada dasarnya donor darah boleh dilakukan siapa saja, baik pria maupun wanita, sepanjang ia berbadan sehat dan memenuhi syarat kesehatan. Pada wanita, memang ada keadaan tertentu yang membuatnya tidak boleh mendonorkan darah, seperti sedang hamil, menyusui, atau sedang menstruasi.
Menimbulkan "kecanduan"
Sekalipun proses donor darah dilakukan secara rutin, hal ini tidak akan mengubah proses metabolisme atau jam biologis tubuh. Jadi, tidak benar kalau disebutkan donor darah akan membuat tubuh jadi ketagihan. Apa saja syarat penjadi pendonor darah?
1. Berusia 17-65 tahun
2. Dalam keadaan sehat, artinya kadar hemoglobin harus normal (tidak anemia).
3. Tidak menderita penyakit menular, seperti HIV, malaria, sifilis, atau hepatitis.
4. Berat badan minimal 45 kg.
5. Tidak sedang hamil, menyusui, atau menstruasi.
6. Tekanan darah normal, yaitu sistole 110-160 mmHG dan diastole 70-100 mmHG
7. Jarak dengan transfusi sebelumnya minimal 3 bulan.
Darah yang sudah diambil akan diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya penyakit menular. Jika ternyata positif hepatitis atau HIV tidak akan digunakan untuk transfusi. Tes HIV akan dijaga kerahasiaannya sehingga tidak akan diketahui orang lain.