Belajar bagi sebagian anak merupakan hal yang membosankan. Mereka berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Sekalipun belajar, hanya sebuah keterpaksaan. Yang akhirnya, anak tidak mencerna pelajaran secara penuh.
Di rumah tentu hal lain lagi. Akan lebih sulit mengoptimalkan anak agar belajar. Mereka terkadang sangat enggan jika disuruh belajar di rumah.
“Nanti saja Mah, yang penting kan PR sudah dikerjakan.”
“Nonton kartun kesukaan dulu, Bunda.”
“Sebentar, Pa! Nih lagi masih asyik main game, tanggung.”
“Males, Yah! Besok kan gak ada ulangan.”
Begitulah jawaban-jawaban yang mereka berikan ketika disuruh belajar. Bahkan, ada yang menjadi marah jika disuruh belajar. Akibatnya, orangtua menjadi frustrasi dan enggan menemani anak belajar.
Kenapa demikian? Kemalasan anak tentu bukan tanpa alasan. Kita mesti bijak menilainya. Banyak faktor yang membuat anak malas belajar. Di antaranya, metode belajar yang tidak sesuai dengan sifatnya, suasana yang tidak mendukung, dan merasa diganggu kesenangan dan dunia bermainnya.
Hal ini perlu diluruskan oleh orangtua agar anak kembali mendapatkan gairah di dalam belajar. Kenalilah minat dan kecenderungan gaya belajar anak. Apakah si anak memiliki gaya belajar auditori, kinestetik, taktil, atau visual. Kemudian, tarik sang anak dengan metode sesuai gaya belajarnya.
Seperti yang kita ketahui, tidak semua orang tua sanggup untuk menghadapi permasalahan belajar anaknya. Terkadang orang tua terbawa emosi hingga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di dengar oleh anak.
Memang, setiap orang tua pasti mendambakan agar anaknya tumbuh menjadi manusia pintar dan berhasil di kemudian hari. Nah… Beberapa tips di bawah ini SANGAT MENENTUKAN dan EFEKTIF diterapkan supaya anak SUKA BELAJAR:
1. SUASANA YANG MENYENANGKAN adalah SYARAT MUTLAK yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.
2. Membuat ANAK SENANG BELAJAR adalah JAUH LEBIH PENTING daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3. Kenali tipe dominan CARA BELAJAR ANAK, apakah tipe AUDITORY (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), VISUAL (melihat) ataukah KINESTHETIC (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.
4. Belajar dengan JEDA WAKTU ISTIRAHAT setiap 20 menit akan JAUH LEBIH EFEKTIF daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anakakan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.
5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi SANGAT ANTUSIAS dan SEMANGAT untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.