Kontrasepsi menggunakan pil ditenggarai melemahkan gairah seksual wanita. Menurut penelitian Universitas Tübingen di Jerman, kontrasepsi hormonal seperti pil KB berisiko tinggi memiliki masalah gairah seksual daripada wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis lain. Studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru Journal of Sexual Medicine.
Menurut Dr Harald Seeger, peneliti di Universitas Tübingen, penelitiannya menemukan kaitan antara gairah seksual dan kontrasepsi ini. Namun belum sampai hubungan sebab-akibat. ”Banyak faktor lain yang ikut bermain,” kata dia seperti dikutip dalam laman healthday, Kamis, 6 Mei 2010.
Tim meneliti 1.086 wanita. Umumnya mereka memiliki hubungan seks yang stabil selama enam bulan sebelum diteliti. Sebanyak 87 persen wanita telah menggunakan kontrasepsi dalam enam bulan terakhir dan 97 persen aktif secara seksual dalam empat minggu terakhir. Kontrasepsi dengan pil paling populer, digunakan 69,5 persen perempuan, diikuti dengan kondom (22,5 persen) dan kontrasepsi ring vagina (7,3 persen). Sisanya menggunakan kontrasepsi jenis lainnya. Masalah yang diteliti meliputi kurangnya orgasme, keinginan, puas, gairah dan lubrikasi.
Hasilnya, tim peneliti menemukan 33 persen wanita berisiko menuai masalah seksual. Masalah lalu difokuskan pada keinginan dan gairah. "Pengguna kontrasepsi hormonal memiliki keinginan dan gairah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pengguna kontrasepsi lain," kata dia. Kontrasepsi hormonal meliputi pil, suntik, dan susuk. Kontrasepsi pil menempati urutan paling tinggi, disusul dengan kontrasepsi suntik. Sedangkan pengguna kontrasepsi non-hormonal (kondom dan IUD) berada di terendah risiko untuk disfungsi seksual.
Para peneliti belum bisa menjelaskan kaitannya. Kemungkinan kontrasepsi pil telah mengurangi tingkat sirkulasi androgen, yang melemahkan peredaran testosteron. Testosteron ini diperlukan untuk memicu keinginan. Namun tim juga mencatat, faktor-faktor lain yang mempengaruhi fungsi seksual. Diantaranya stres dan stabilitas hubungan.
Ini bukan penelitian yang pertama. Sebelumnya, profesor bedah di Universitas California, San Diego, Amerika Serikat, Dr Irwin Goldstein, menemukan kondisi yang sama. ” "Ini bukti tambahan, kala Anda main-main dengan hormon, Anda main-main dengan kehidupan seksmu," kata Goldstein yang juga Direktur Pengobatan Seksual Rumah Sakit Alvarado di San Diego.
Kondisi yang sama terjadi pada laki-laki yang mengkonsumsi statin. Obat peluruh kolesterol ini juga dituding melemahkan peredaran testosteron sehingga banyak pengguna statin jadi loyo.