Upaya menarik perhatian seseorang bisa sangat bervariasi. Membelikan si dia bunga, memberinya hadiah atau perhatian ekstra mungkin menjadi salah satunya. Namun, bagaimana Anda yakin kalau si dia tertarik pada Anda? Perhatikanlah suaranya. Sebab, mungkin ini adalah satu jawabannya.
Suatu studi terbaru yang dipublikasikan Journal of Nonverbal Behaviour menyatakan bahwa level suara dapat dijadikan suatu indikasi meningkatnya gairah seksual lawan jenis.
Susan Hughes, asisten profesor psikologi dari Albright College di Reading Pennsylvania, AS, mengungkapkan bahwa suara dapat mengomunikasikan informasi sosial dan biologis, yang dapat menunjukkan apakah seseorang bergairah atau sebaliknya.
Hughes dan timnya melakukan riset dengan cara mempelajari perilaku 45 mahasiswa berusia rata-rata 21 tahun. Ada 20 siswa pria dan 25 wanita yang dilibatkan. Sebanyak 79 persen dari kelompok ini terdiri dari orang kulit putih, 12,5 persen orang Afro-Amerika, orang Asia 6,3 persen, dan 2,1 persen Hispanik.
Selama riset, responden menggunakan komunikasi melalui Skype. Suara mereka direkam dan dianalisis. Mereka menelepon kemudian meninggalkan pesan suara setelah melihat gambar wajah frontal individu fiktif yang menerima pesan. Para individu fiktif ini memiliki daya tarik yang bervariasi.
Hughes mengaku menemukan bahwa kedua jenis kelamin menggunakan suara lebih rendah dan menunjukkan tingkat gairah yang lebih tinggi ketika berbicara dengan target lawan jenis. Hughes awalnya mengira para wanita akan menaikkan kontrol suaranya agar terdengar lebih feminin, tetapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya.
Hughes bilang, merendahkan suara untuk menunjukkan daya tarik mungkin adalah perilaku yang dipelajari dari stereotip budaya yang disampaikan lewat media. Lanjut Hughes, ketika seorang wanita secara alami menurunkan suaranya, itu dapat dianggap sebagai usaha untuk terdengar lebih menggoda atau menarik, dan karena itu berfungsi sebagai sinyal romantisnya.