Hubungan Indonesia-Malaysia kian memanas pasca penangkapan 3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 13 Agustus lalu. Pemerintah disarankan melakukan konfrontasi terbuka jika jalur diplomasi tidak mampu berjalan efektif.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyatakan dengan Konfrontasi terbuka artinya tidak harus jalur diplomasi, jika mereka keluarkan travel advisory kita juga keluarkan. Perusahaan Malaysia di Indonesia dibekukan, pilihan akhirnya bisa gelar senjata. Ray mendemo Kemlu 19 Agustus lalu untuk memprotes pembebasan 7 nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Ray mengatakan saat ini Malaysia sudah jelas-jelas tidak merasa takut dengan Indonesia. Sudah seharusnya pemerintah melakukan sikap tegas terhadap Malaysia.
papar Ray, Jika Indonesia tidak tegas, maka akan membuktikan Malaysia tidak bisa diancam dan bangsa kita terlihat keok. Kedua, secara tidak sadar negara kita mengatakan bahwa daerah di mana polisi menangkap 7 nelayan Malaysia adalah daerah sengketa, sehingga Indonesia mengabaikan batas lautannya.
Menurut Ray, jika hal ini terus berlanjut, secara tidak sadar berdampak panjang kepada bangsa kita yang akan dinilai miskin dan hina. Selain itu akan membuat masyarakat harga dirinya tidak ada.
Ray tidak yakin Presiden SBY mampu membawa Indonesia meningkatkan harga dirinya di hadapan Malaysia. Ray membandingkan dengan Presiden RI pertama, Soekarno, yang berani angkat senjata melawan Malaysia.