Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan ada empat kota yang terdapat rembesan gula rafinasi ke pasar umum. Penemuan ini merupakan hasil sidak di 18 wilayah belakangan ini.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Subagyo, menyatakan ada empat titik yang diduga terjadi merembesnya gula rafinasi, yaitu di Makassar, Jakarta, Kalimantan tengah di Barito Utara, serta Jawa Tengah di Cilacap.
Bagyo menjelaskan pihaknya telah melakukan pengawasan di 18 titik di berbagai wilayah seperti Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan. Dan dari 18 titik tersebut, ada 4 daerah tersebut yang didapatkan ada perembesan.
Ia menjelaskan langkah pengawasan ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kemendag dan PPNS Dinas Perdagangan di wilayah yang diawasi. Menurutnya pemerintah akan menindak tegas kepada pelaku yang melakukan perembesan gula rafinasi baik distributor maupun produsen. Pemerintah siap memberikan sanksi bagi palaku yang benar-benar melakukan kesengajaan.
Sementara itu, Berkali-kali isu wacana gula rafinasi (gula industri) merembes ke pasar umum terulang setiap tahun. Masalah ini membuat gregetan para pedagang gula lokal karena turunnya harga gula kristal putih (GKP) belakangan ini.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur mengatakan, setidaknya sudah enam tahun berturut-turut masalah gula belum terselesaikan. Terutama soal dikotomi gula GKP dengan gula rafinasi (GKR) yang cenderung mendistorsi pasar gula.
Sehingga ia mendesak kepada Mendag agar segera membenahi perdagangan dan distribusi gula kristal putìh dengan gula kristal rafinasi yang sudah 6 tahun tidak bisa diperbaiki, dan segera menindak produsen gula rafinasi produksinya merembes masuk pasar umum.
Saat ini harga gula dalam negeri berangsur-angsur mengalami penurunan, pada tanggal 28 Juni 2010 harga gula rata-rata nasional mencapai Rp 9.840 per kg. Sementara harga rata-rata pada bulan Mei masih menembus angka Rp 10.234 per kg dan harga rata-rata bulan Juni sudah turun Rp 9.963 per kg.