Kredit atau pinjaman lunak untuk mahasiswa semakin mendesak diwujudkan pemerintah seiring dengan semakin tingginya biaya pendidikan tingkat tinggi. Pinjaman lunak tersebut untuk mencegah calon mahasiswa tak bisa kuliah atau mahasiswa putus kuliah.
Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Soedijarto mengatakan hal itu, menanggapi dua calon mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur, yang sudah lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), tetapi gagal masuk kuliah karena uang mereka tidak mencukupi.
Soedijarto mengatakan, komitmen untuk memajukan bangsa lewat pendidikan tinggi idealnya didukung dengan menyediakan anggaran minimal 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Indonesia masih berkisar 0,23 persen, sedangkan Malaysia lebih dari 2 persen.
Selain menyediakan pendidikan tinggi bermutu, semestinya ada jaminan bagi semua lapisan masyarakat bisa menikmati pendidikan tinggi. Tetapi teryata, biaya perguruan tinggi negeri di Indonesia semakin mahal dan sulit terjangkau masyarakat miskin.
Soedijarto menambahkan, mengembangkan pinjaman lunak bagi mahasiswa, seperti yang banyak diterapkan di negara-negara lain, bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu mahasiswa yang memiliki kendala biaya..
Secara terpisah, Hermawan Bagus asal Jombang dan Ahmad Ainun Najib asal Banyuwangi akhirnya tercatat sebagai mahasiswa Universitas Jember. Mereka terdaftar sebagai mahasiswa baru setelah melunasi semua kewajiban biaya untuk mengikuti kegiatan akademik.
Keduanya mendapat pinjaman dari Pembantu Rektor I Universitas Jember Agus Subekti yang bersimpati kepada keduanya.
Sementara itu, Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) sebenarnya ada pada masa Orde Baru—saat anggaran pendidikan belum dialokasikan 20 persen dari APBN. Namun, saat reformasi justru dihentikan.
Sejumlah yayasan dan lembaga nirlaba kini ada yang memberikan pinjaman lunak kepada mahasisava, seperti yang dilakukan Putera Sampoerna Foundation melalui program Dana Siswa Bangsa.
Stefanus Aryawan, Direktur Siswa Bangsa, mengatakan, sebagai langkah awal, pinjaman lunak diberikan untuk mahasiswa yang kuliah di kampus di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation. Mahasiswa mengembalikan dana kuliah setelah bekerja hingga 14 tahun ke depan.
Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, untuk membantu biaya pendidikan mahasiswa yang tidak mampu, ada kebijakan pemberian beasiswa. Sumber dananya dari alumni yang dihimpun dalam dana abadi.