Hingga saat ini Indonesia memiliki produksi jagung yang besar hingga 12 juta ton per tahun atau lebih dari cukup. Namun tingkat impor jagungnya masih sangat tinggi.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan masih adanya impor terhadap jagung karena ada beberapa jenis jagung untuk pakan ternak belum bisa dipenuhi produksinya di dalam negeri.
Ia juga mengharapkan bagi para produsen benih bisa meningkatkan produksi jagung hibrida untuk kebutuhan konsumsi karena meningkatnya permintaan pasar. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah benih jagung untuk bahan baku pakan ternak.
Ketua Pelaksana Dewan Jagung Nasional Anton J. Supit mengatakan masih tingginya impor jagung karena pasokan untuk kebutuhan pakan ternak dan produksi belum sinergi, antara waktu produksi jagung dan kebutuhan industri.
Hal ini karena sistem manajemen stok jagung di dalam negeri belum tertata dengan baik, dengan kata lain, pengelolaan pasca panen jagung belum dikelola memadai.
kata Anton, hingga semester I tahun 2010 impor sudah mencapai 800.000 ton, dan kalau dihitung sampai akhir tahun bisa lebih dari 1 juta ton.
Ia menjelaskan produksi jagung di Indonesia masih terjadi dalam satu kali panen dalam jumlah besar sementara pengelolaan pasca panen belum baik. Sementara kebutuhan industri pakan ternak hanya 400.000 ton per bulan.
Ia mencontohkan pada bulan Maret 2010 produksi Jagung sudah mencapai 8 juta ton sementara kebutuhan jagung pakan ternak hanya 1,2 juta ton. Dan anton emngaku tidak mengetahui selebihnya kemana, karena itu urusan kementerian pertanian.