Pemerintah tidak akan menghentikan kebijakan konversi minyak tanah ke kompor gas ukuran tabung elpiji 3 kilogram. Sejauh ini, konversi tersebut telah menghasilkan penghematan tidak kurang dari Rp 28 triliun. Seperti dikatakan Menko Kesra Agung Laksono.
Tidak hanya dari segi nilai penghematan negara, Agung mengatakan, konversi ke tabung elpiji 3 kg memberikan keuntungan bagi masyarakat dengan biaya memasak yang lebih murah dibanding menggunakan minyak tanah. Selain itu proses pemanasannya lebih baik dan ramah lingkungan.
Mengenai maraknya kecelakaan ledakan akibat komponen kompor dan tabung 3 kg, Agung mengatakan, pemerintah telah memetakan persoalan dan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Sejauh ini, kata Agung, pemerintah terus melakukan inspeksi dan penarikan terhadap tabung-tabung gas yang bermasalah. Sedikitnya sudah 1 juta tabung gas 3 kg ditarik dari peredaran karena bermasalah.
Agung mengatakan, pemerintah juga akan mengintensifkan sosialisasi penggunaan tabung gas dan aksesorinya kepada masyarakat. Dia mengatakan, maraknya ledakan tabung gas juga disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pemakaian dan perawatan komponen tabung gas.
Pemerintah melalui Pertamina telah menarik dari peredaran sedikitnya satu juta tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang bermasalah. Secara keseluruhan, total tabung yang sudah diinspeksi mencapai delapan juta.
Menurut Agung, tabung gas bermasalah ini disebabkan ada kerusakan pada katup tabung yang disebabkan bekas dilakukan pengoplosan. Inspeksi dan penarikan tabung gas bermasalah ini, kata Agung, akan terus dilakukan untuk mencegah kecelakaan yang diakibatkan ledakan dari komponen dan tabung gas.
Menurutnya, inspeksi antara lain akan dilakukan dengan memeriksa ke agen-agen setiap pekannya. Agung juga memastikan setiap tabung yang telah ditarik akan berlabel dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).